oleh

Luwu Timur Mulai Belajar Tatap Muka 1 Juli

-PENDIDIKAN, TERKINI-
Warning: array_key_exists() expects parameter 2 to be array, bool given in /www/wwwroot/radarluwuraya.com/wp-content/plugins/wp-postviews/wp-postviews.php on line 185

LUWU TIMUR, RADARLUWURAYA.com – Meski ditengah kondisi pandemi Covid-19, aktivitas belajar-mengajar di Sekolah secara tatap muka akan mulai diberlakukan 1 Juli 2021 mendatang di Kabupaten Luwu Timur.

Hal itu menjadi kabar baik bagi seluruh siswa/siswi maupun orang tua siswa yang selama ini mengeluhkan proses belajar-mengajar secara online.

Meski demikian, penerapan protokol kesehatan selama proses belajar-mengajar secara tatap muka akan tetap diberlakukan.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Luwu Timur menyebutkan, Dinas pendidikan dan Satgas Covid-19, Dinas kesehatan intens melakukan verifikasi faktual ke sekolah.

Sejauh ini kata dia, sudah 233 sekolah yang dinyatakan layak dan memenuhi syarat untuk melakukan Pembelajaran Tatapa Muka (PTM).

Lebih jauh dikatakan La Besse, respon orangtua menyambut sukacita simulasi yang dilaksanakan.

“Kami minta orangtua agar antar anaknya ke sekolah, tidak boleh orang sembarang,” kata La Besse, baru-baru ini.

“Kenapa demikian, kita jaga anak kita jangan sampai tertular Covid-19,” imbuhnya.

Sekolah yang dinyatakan lolos untuk melaksanakan PTM memang memenuhi syarat baik dari sarana prasarana dan SDM nya.

Sementara salah satu orangtua murid SDN Mallaulu, Wati mengatakan orangtua dianjurkan mengantar sendiri anaknya ke sekolah.

“Jadi setiap anak saya punya jadwal sekolah, saya yang antar sendiri,” katanya.

Ia dan orangtua lain bersyukur karena sekolah tatap muka sudah bisa dilaksanakan di sekolah, mengingat, sekitar satu tahun lebih murid hanya belajar di rumah.

Untuk diketahui, jumlah guru TK sekitar 500 orang, guru SD 1.200 orang dan SMP sekitar 700 orang.

Seluruh guru ini baru diperbolehkan mengajar pada proses simulasi maupun PTM efektif 1 Juli setelah divaksin.

Sebab, guru di Luwu Timur dilarang mengajar bila belum divaksin.

Labesse menegaskan guru yang belum divaksin tidak boleh mengajar dan belum bisa mengajar.

“Jadi yang sudah divaksin sudah pasti sudah bisa mengajar,” ujarnya. (*)

Komentar