LUTRA, RADARLUWURAYA – Camat Rampi, Suryadi membenarkan adanya warganya yang ditandu dari rumah menuju ke Puskesmas.
“Iya Betul,memang pasien tersebut adalah warga kami. Awalnya pasien sudah diperiksa dokter yang bersangkutan, namun mengingat kondisi pasien, maka perlu dilakukan penanganan medis yang lebih intens oleh karena itu pasien langsung dirujuk ke puskesmas,” kata Suryadi.
Pasien bernama Ny. Dina mengalami pendarahan usai melahirkan. Melihat kondisi pasien yang tidak mungkin untuk naik kendaraan roda dua maka dari itu tenaga medis menyarankan untuk ditandu karena dikhawatirkan akan mengalami guncangan dan terjadi pendarahan yang hebat pada pasien.
Terkait akses jalan yang ada di kecamatan Rampi, setiap tahunnya telah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Luwu Utara hal ini dibuktikan dengan pemerintah kabupatan menfokuskan 1 alat berat berupa Ekskavator untuk perbaikan jalan di wilayah kecamatan Rampi. “Perlu juga kita ketahui sekarang ini adalah masa sulit dimana bukan hanya di Luwu Utara bahkan dunia sedangkan dilanda pandemi covid-19 dan apalagi Luwu Utara sedang berbenah pasca terjadinya banjir bandang di wilayah masamba dan sekitarnya,” ujarnya.
Tiap tahun pemkab menganggar terkait operasional perbaikan jalan di wilayah Rampi. Disadari bahwa perbaikan akses jalan tidak mudah membalikkan telapak tangan dan butuh proses namun tetap terus dilakukan perbaikan. “Jadi tidak benar jika pemerintah tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakat Rampi termasuk sektor kesehatan. Untuk diketahui wilayah rampi yang dulunya dikeluhkan tidak ada dokter sekarang ada 2 dokter umum yang ditempatkan oleh pemerintah serta tenaga medis lainnya,” jelasnya.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang sudah berperan serta dalam mengawal pembangunan khususnya di wilayah Kecamatan Rampi namun pemerintah kecamatan mengimbau kepada Masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial, agar apa yang sudah terjadi tidak menjadi kesalahpahaman di masyarakat .terima kasih,” pungkasnya.
Dr. Qudrotur Rahman yang merupakan dokter Umum di kecamatan Rampi saat dihubungi menyampaiakn bahwa dalam keadaan tidak gawat darurat pasien bisa dibawa menggunakan motor. “Namun Saya melihat dari segi dampaknya kenapa pasien harus ditandu, karena pasien mengalami perlengketan ari-ari yang dalam bahasa medisnya “Rest Placenta” sehingga yang ditakutkan adanya perdarahan hebat. Makanya saya menyarakankan pasien untuk ditandu, jadi untuk saran kedepannya semua pasien yang mau melahirkan jika sudah mulai terasa sakit perut dan mendekati taksiran persalinan segera ke sulaku atau ke Puskesmas. Karena kami juga menyediakan RTK (Rumah Tunggu Kelahiran ) untuk mengurangi resiko yang terjadi saat persalinan, apalagi Dokter di puskesmas rampi sudah ada 2. Insya Allah perlengkapan juga sudah kami siapkan.
Diketahui pasien atas nama Dina tersebut melahirkan pukul 01.00 dibantu dukun desa. Namun anaknya meninggal saat diahirkan dan ari-arinya tidak bisa keluar. Oleh karena itu, masyarakat langsung mengambil tindakan untuk menandu ke puskesmas karena kondisi pasien yang tidak memungkinkan naik kendaraan Roda dua, tapi setelah dikonfirmasi kembali saat ini kondisi pasien baik dan sadar dan akan dirujuk hari ini ke RSUD Andi djemma Masamba dan selanjutnya ke Palopo. (hms)
Komentar